Sabtu, Maret 28, 2009

Traffic Light



Traffic light, rambu lalu lintas yang sudah kita kenal bahkan sejak kita belum lahir...orang jawa bilang lampu bang-jo (abang ijo), orang dewasa sering menggunakannya sebagai patokan arah penunjuk jalan "setelah lampu merah belok ke kiri". Seiring berkembangnya teknologi, saat ini traffic light yang ada didampingi dengan angka yang menunjukkan seberapa lama lampu merah dan hijau akan menyala secara bergantian.

Angka itulah akan saya bahas disini. Seberapa besar angka tersebut tergantung dengan lokasi traffic light, ramai tidaknya jalur itu, jumlah antrian kendaraan juga jumlah arus lalulintas dan kendaraan yang melalui jalur traffic light tersebut.

Berdasarkan pengamatan dan pengalaman, angka terbesar yang saya temui di Surabaya, Jakarta, Semarang maupun di kota besar lainnya adalah '99'.

Tapi tidak di Palembang. Di Palembang saya menemui angka terbesar untuk lampu merah menyala adalah '200', yang berarti membutuhkan waktu lebih dari 3 menit untuk berada didalam antrian. Bayangkan...selama lebih dari 3 menit kita harus antri menunggu lampu hijau menyala, belum lagi jika kita berada pada antrian di belakang, dimana saat lampu hijau menyala kita belum berhasil untuk melampaui traffic light tersebut. Alhasil...kita membutuhkan waktu lebih dari 6 menit untuk menunggu bahkan mungkin jika kita tertidur hingga terbangun pun lampu merah tersebut belum berganti menjadi hijau.

Sudah saatnya pihak kepolisian dan dinas perhubungan kota harus memikirkan kembali cara untuk meng-efisienkan jalur dan traffic light tersebut agar lalu lintas tetap lancar dan tingkat antrian di traffic light pun tidak terlalu lama.
mo baca terusss»»

Senin, Maret 02, 2009

Enterpreneurship

duuhhh....lama banget gak nengokin "All my Favourites" ini, selain karena sibuk...pikiran dan kegemaran sedang terpaku pada yang namanya facebook...hehe.

Sekarang aku pengen cerita tentang GaYa-ku, yang benar-benar telah membuatku tercengang. Gammas (si kakak) saat pulang sekolah, memamerkan uang yang diambil dari dalam tasnya,
Gammas : Ma, nih uang ku tujuh ribu, ditabung ya ma...
Mama : Koq banyak nak? Hasil hemat tiga hari ya...? (secara setiap hari papanya ngasih uang sakunya tiga ribu rupiah per hari)
Gammas : Bukan ma, ini hasil jualanku kempyeng (tutup botol)....
Mama : (gubraxxxx....) ???

Ternyata ceritanya, di sekolah kakak lagi musim maen "kempyeng" dan demand akan kempyeng meningkat...Gammas dengan cerdiknya mencari tutup botol itu sampai dikantin, mengumpulkannya dan dijualnya ke temen-temennya dengan harga seribu rupiah per 10 kempyeng.
Bahkan, pernah satu hari dia cerita "hari ini, dapet sedikit aku...cuman enam ribu!" tapi di hari yang lain, dia berlari-lari sambil berkata "Hari ini banyak yang beli "kempyengku" aku dapat duapuluh ribu"....hahahaaaa.... kebayang kan, mamanya ini terbengong-bengong saat si kakak dengan lancarnya berkata "wah ma, kalo aku dapet dua puluh ribu sehari, satu minggu aku dapet sekian, satu bulan, satu tahun dapet berapa ya maa...?"

Wah, nak.....sekolah dulu yaa... tapi gak papa deh, itung-itung udah belajar enterpreneurship sedari dini...hehe..
mo baca terusss»»