Saat itu, Kamis 23 Agustus 2008...Aku minta ijin papa pulang agak telat, karena rekan sekantor mengajak untuk makan malam bersama (farewell-lah). Kami bercanda, makan, berandai-andai...seru lah pokoknya. Sekitar pk. 20.00 WIB, kami pulang, bareng-bareng di mobil yang sama dan meneruskan bercanda...ditengah perjalanan papa telpon dan menanyakan suatu hal yang biasa "mama dimana?" tapi ada satu hal yang menggelitik untuk dapat menjadi beban pikiranku saat itu, saat papa berkata "cepat pulang ya...anak-anak sendirian, tolong ditemenin" Ada apa...? ternyata suami adik ipar dikabarkan jatuh di rumah...aku mengiyakan...tapi selang sepuluh menit hatiku merasa ada yang tidak beres...ku sms papa menanyakan bagaimana kabar suami adik iparku itu...bukan sms balasan yan kudapat tapi telpon dari papa yang bagai petir disiang bolong....
"ma...Innalillahi maa...! apa pa...kenapa...? Totok maa...innalillahi...! Aku masih terpana mendengar suara papa di telpon...masih belum ngeh dengan kata-katanya...hingga aku bertanya..."Totok kenapa pa...parah jatuhnya?" Papa dengan tersendat dan parau berkata "Totok meninggal ma.." Inna lillahi wa inna ilaihi roji'un...tumpahlah airmataku di mobil saat perjalanan pulang kerumah, tak terbendung...kuucapkan istighfar berkali-kali....terbayang Liza, adik iparku...Anza dan Naafii' keponakanku yang masih berusia 9 dan hampir 2 tahun. Sesak dada ini...Seketika suasana di dalam mobil hening...semua mengerti kedukaanku. Salah seorang rekan berkata, jika ada yang meninggal dan saat itu dibacakan surat Al Ikhlas sebanyak 7 kali maka insyaAllah doanya akan diterima dan arwah yang meninggal akan didampingi oleh para malaikat. Langsung saat itu pula kudengungkan surat Al Ikhlas. Selamat jalan mas Totok, belum banyak aku mengenal dirimu, belum begitu dekat aku dengan dirimu, tapi begitu banyak hal yang kudapat darimu dan menjadi kenangan untukku. Tabahkan dan kuatkan hatimu Liz...ada 2 cahaya dalam kehidupanmu yang akan selalu menjadi penerang langkahmu...Anak-anakmu...Anza dan Naafii'.
Secuil kisah ada dan dan tiada
Berawal dari perkenalan saat pernikahannya dengan calon adik ipar, hingga menjadi ipar sesungguhnya. Sosok yang bersahaja...pendiam...tak banyak kata. Dari dia aku belajar tentang kesabaran, pengertian dan kesopanan walaupun secara tidak langsung. Masih teringat dibenakku...saat terakhir kali aku bertemu dengan beliau, satu minggu sebelum kepulangannya ke Rahmatullah...saat itu aku hanya bisa menyapa dari jendela mobil (karena mengantar Liza dan dua putranya setelah kami ziarah ke makam ayah dan ibu mertua di Malang) dengan kalimat "Gimana mas, udah sehat?" karena saat itu beliau tidak ikut ke Malang karena memang kurang enak badan. Ternyata...itulah saapaanku terakhir untuknya.
Secuil kisah ada dan dan tiada
Berawal dari perkenalan saat pernikahannya dengan calon adik ipar, hingga menjadi ipar sesungguhnya. Sosok yang bersahaja...pendiam...tak banyak kata. Dari dia aku belajar tentang kesabaran, pengertian dan kesopanan walaupun secara tidak langsung. Masih teringat dibenakku...saat terakhir kali aku bertemu dengan beliau, satu minggu sebelum kepulangannya ke Rahmatullah...saat itu aku hanya bisa menyapa dari jendela mobil (karena mengantar Liza dan dua putranya setelah kami ziarah ke makam ayah dan ibu mertua di Malang) dengan kalimat "Gimana mas, udah sehat?" karena saat itu beliau tidak ikut ke Malang karena memang kurang enak badan. Ternyata...itulah saapaanku terakhir untuknya.
4 komentar:
turut berduka cita ya jeung...
moga segala amalan ibadah bisa diterima disisiNya dan orang yang ditinggalkan bisa tabah menerimanya
Turut berduka cinta jeung....
Semoga keluarga yang ditinggalkan dikuatkan dan dihibur oleh Tuhan YME
*mata, retrira ... makasih semua atas atensi dan perhatiannya, semoga Allah yang membalas semua kebaikan hati kalian
Turut berduka cita... Semoga arwah almarhum diterima disisi Allah SWT dan keluarga yang ditinggalkan diberi kekuatan...Aminn *terharu*
Posting Komentar